BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum adalah suatu hal yang esensial dalam suatu penyelenggaraan pendidikan. Secara sederhana, kurikulum dapat dimengerti sebagai suatu kumpulan atau daftar pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik komplit dengan cara pemberian nilai pencapaian belajar dikurun waktu tertentu. Kurikulum harus mampu mengakomodasi kebutuhan peserta didik yang berbeda secara individual, baik ditinjau dari segi waktu maupun kemampuan belajar. Oleh karena itu, merumuskan suatu kurikulum sudah barang tentu bukan perkara gampang. Banyak faktor yang menentukan dalam proses lahirnya sebuah kurikulum. Keberhasilan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terlibat dalam semua kegiatan belajar mengajar.
Diantara faktor-faktor tersebut adalah siswa, guru, kebijakan pemerintah dalam membuat kurikulum, serta dalam proses belajar seperti metode, sarana dan prasarana (media pembelajaran), model, dan pendekatan belajar yang digunakan. Kondisi riil dalam pelaksanaannya latihan yang diberikan tidak sepenuhnya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menerapkan konsep. Rendahnya mutu pembelajaran dapat diartikan kurang efektifnya proses pembelajaran. Penyebabnya dapat berasal dari siswa, guru maupun sarana dan prasarana yang ada, minat dan motivasi siswa yang rendah, kinerja guru yang rendah, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai akan menyebabkan pembelajaran menjadi kurang efektif.
Meskipun berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah untuk memecahkan persoalan yang ada, namun ternyata masih sajadi jumpai kelemahan dan kekurangan dalam penyelenggaraan pendidikan, baik di tingkat dasar, menengah maupun di jenjang perguruan tinggi. Kurikulum pendidikan yang selalu berubah dan berkembang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang mana seluruh komponen bangsa ikut memberikan dorongan bagi penyelenggara pendidikan untuk selalu melakukan proses perbaikan, modifikasi, dan evaluasi pada kurikulum yang digunakan. Di dalam proses pengendalian mutu pendidikan, kurikulum merupakan perangkat yang sangat penting karena menjadi dasar untuk menjamin kompetensi keluaran dari proses pendidikan. Kurikulum harus selalu diubah secara periodik untuk menyesuaikan dengan dinamika kebutuhan pengguna dari waktu ke waktu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor yang mempengaruhi kurikulum?
2. Bagaimana promosi untuk melakukan perubahan kurikulum?
3. Bagaimana penguatan sumber daya utama dan pendukung ?
4. Apa saja hambatan dalam implementasi kurikulum?
5. Bagaimana strategi mengatasi hambatan dalam implementasi kurikulum?
6. Bagaimana kurikulum darurat itu?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kurikulum.
2. Untuk mengetahui promosi untuk melakukan perubahan kurikulum.
3. Untuk mengetahui penguatan sumber daya utama dan pendukung .
4. Untuk mengetahui hambatan dalam implementasi kurikulum.
5. Untuk mengetahui strategi mengatasi hambatan dalam implementasi kurikulum.
6. Untuk mengetahui kurikulum drurat.
D. Manfaat
1. Secara Teoritis Sebagai penambah khasanah dibidang Ilmu Kependidikan khususnya tentang Faktor-faktor Keberhasilan Implementasi Kurikulum.
2. Secara Praktis
a.Bagi Calon Guru Sebagai calon guru harus dapat mengetahui pengetahuan tentang Faktor-faktor Keberhasilan Implementasi Kurikulum dalam pengembangan pembelajaran Kajian Kurikulum SD.
b. Bagi Pembaca Dengan dituliskan laporan ini pembaca diharapkan dapat mengetahui dan memahami tentang Faktor-faktor Keberhasilan Implementasi Kurikulum dalam pengembangan pembelajaran Kajian Kurikulum SD.
BAB II PEMBAHASAN
A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi
Implementasi Kurikulum dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:
a. Karakteristik kurikulum; yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu kurikulum dan kejelasaanya bagi pengguna di lapangan.
b. Strategi implementasi: yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi, seperti diskusi profesi, seminar, penataran, loka karya, penyediaan buku kurikulum, dan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di lapangan.
c. Karakteristik pengguna kurikulumyang meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap guru terhadap kurikulum, serta kemempuanya untuk merealisasikan kurikulum dalam pembelajaran. Sejalan dengan uraian di atas, Mars (1998) mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum, yaitu dukungan kepala sekolah, dukungan rekan sejawat guru, dan dukungan internal yang datang dalam diri guru sendiri. Dari beberapa faktor tersebut guru merupakan faktor penentu di samping faktor-faktor yang lain.
B. Promosi Untuk Melakukan Perubahan Kurikulum
Perubahan tidak selamanya akan berjalan mulus tanpa hambatan, akan tetapi, terkadang perubahan memunculkan berbagai penolakan. Baik penolakan secara langsung baik tidak langsung. Dengan demikian, kajian dalam manajemen perubahan mempertimbangkan strategi yang dapat digunakan guna menghadapi resistensi yang ada diantaranya:
1. Pendidikan dan komunikasi Yang dimaksud dengan pendidikan disini ialah, pemberian informasi yang selengkap mungkin kepada semua pihak dalam organisasiterutama yang akan segera dan langsung terkena dampak perubahan tentang perubahan apa yang akan terjadi serta alasan kuat dan rasional mengapa perubahan itu perlu dilakukan. Kiatnya adalah, denganmenyelenggarakan komunikasi yang transparan dan terbuka, baik melalui kegiatan tatap muka, informasi tertulis, 4 diskusi, paparan oleh para ahli, dan laporan tentang situasi yang dihadapi oleh organisasi.
2. Partisipasi Membantu dan memberi dorongan kepada semua pihak yang terlibat dalam proses dan aktivitas perubahan tersebut, dalam rangka upaya mendapatkan upaya ide-ide mereka, dan untuk memastikan komitmen mereka. Kegiatan partisipasi, akan meningkatkan pemahaman,dan membentuk perasaan pengendalianpengendalian, ia mengurangi ketidakpastian, dan ia mengembangkan suatu perasaan kepemilikan, apabila perubahan yang berlangsung, secara langsung mempengaruhi orang-orang. Hal tersebut, merupakan sebuah gejala psikologi orang orang sulit menolak perubahan, apabila mereka justru turut membantu menciptkan dan mendorong perubahan tersebut.
3. Fasilitas dan bantuan Agen perubahan dapat menawarkan serangkaian upaya untuk mengurangi hambatan dengan memberikan fasilitas dan dukungan kepada pekerja. Hal tersebut terjadi ketika pekerja merasa takut dan tingkat kegelisahan tinggi, pekerja dapat diberi konseling dan terapi serta pelatihan keterampilan baru.
4. Negosiasi Negosiasi sebagai taktik mungkin penting jika hambatan datang dari sumber yang kuat. Jika hambatan terletak pada beberapa individual kuat, paket penghargaan spesifik dapat dinegosiasikan yang dapat memenuhi kebutuhan individu.
5. Manipulasi dan kooptasi Manipulasi informasi menyangkut nilai-nilai etika karena kiat ini dapat berarti pemberian gambaran yang berlebihan tentang keuntungan yang akan diperoleh kalau perubahan terjadi. Oleh sebab itu, yang dimaksud kooptasi ialah membujuk orang yang paling berpengaruh dalam kelompok agar menerima perubahan dengan asumsi bahwa orang yang berpengaruh tersebut telah masuk ke kubu pendukung perubahan, para pengikutnya dalam kelompok akan mengikuti jejaknya. Kiat ini mirip dengan kiat negosiasi.
6. Paksaan Penggunaan kiat paksaan dapat dibenarkan asal saja pertimbangannya benarbenar di dasarkan pada kepentingan orang banyak dan demi kebaikan. Pemaksaan dalam suatu proses pembelajaran merupakan hal yang diperlukan untuk meemberikan stimulus pada anak agar mereka dapat berpikir secara kritis. Bukan berarti pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus ditelan mentahmentah oleh siswa tanpa memberikan kesempatan kepada mereka untuk berpendapat, tetapi bagaimana mengondisikan siswa agar mereka bisa mengikuti pembelajaran dengan baik dan dapat menciptakan sesuatu pada akhirnya.
C. Penguatan Sumber Daya Utama dan Pendukung
Terdapat dua sumber daya yang harus menjadi perhatian dalam implementasi Kurikulum, yaitu sumber daya utama dan sumber daya pendukung. Penguatan sumber daya utama terdiri atas sumber daya manusia dan bahan ajar, penguatan sumber daya tersebut yaitu:
1. Guru Sebagai sumber daya utama seorang guru perlu mempersiapkan hal-hal seperti berikut:
a. Kompetensi dan sikap.
Kompetensi dapat terdiri atas kompetensi pedagogik, yaitu penguatan kompetensi guru mengenai landasan-landasan pedagogik Kurikulum 2013; kompetensi profesional yaitu penguatan mengenai kompetensi baik kompetensi inti maupun kompetensi dasar, bahan ajar, pendekatan pembelajaran kurikulum 2013; sistem evaluasi dan tata kelola Kurikulum 2013.
b. Pelibatan guru-guru dalam proses pengambilan keputusan implementasi kurikulum.
Pelibatan ini pada tataran mikro dilakukan di tingkat sekolah dalam menyusun agenda kegiatan implementasi kurikulum di sekolah.
c. Perlu dibangun dan dipersiapkan hubungan kolegial yang berkualitas di sekolah-sekolah. Implementasi kurikulum mensyaratkan perlunya hubungan kolegial yang kuat sehingga terjadi proses sharing sumber daya yang tersedia. Guru-guru yang sudah mengikuti pendidikan dan latihan mengenai kurikulum dapat menjadi nara sumber dan sejawat sebagai mitra dalam implementasi kurikulum.
2. Kepala sekolah Sebagai manajer di sekolah
Fungsi manajemen kepala sekolah baik untuk merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan implementasi sangat penting. Berdasarkan berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala sekolah memunyai peranan yang sangat penting dalam implementasi kurikulum. Berbagai hasil penelitian tersebut menunjukkan setidaknya terdapat lima kemampuan yang harus dipersiapkan dari seorang kepala sekolah seperti berikut (Dimba, 2001:60-62) berikut:
a. Kemampuan kepala sekolah untuk mengorganisir kegiatan pengembangan seperti inservice training programmes,workshop, staff development meetings and by inviting experts.
b. Mengembangkan strategi implementasi yang beragam untuk membimbing guru.
c. Melakukan kolaborasi dengan stakeholders dalam menata kelola perubahan kurikulum.
d. Melibatkan stakeholders dalam manajemen implementasi.
e. Melibatkan orang tua dalam implementasi. Sekolah melalui kepala sekolah sudah harus memiliki program implementasidanpengembangan Kurikulum.
Program tersebut dapat mencakup tahapan persiapan, rencana penyiapan dan pengembangan guruguru melalui kegiatan-kegiatan seperti seminar, workshop, atau kegiatan kerjasama guru antarsekolah dan atau antarmata pelajaran. Rencana kerjasama dengan berbagai pihak baik pemerintah daerah, perguruan tinggi, antarsekolah, dan stakeholders lainnya perlu dikembangkn oleh kepala sekolah. Orang tua sebagai stakeholders utama perlu didorong keterlibatannya melalui kegiatan-kegiatan terorganisir oleh lembaga-lembaga seperti komite sekolah atau lembaga sejenis lainnya. Penguatan sumber daya pendukung, sumber daya pendukung keberhasilan pelaksanaan kurikulum di antaranya adalah: manajemen sekolah, pemanfaatan sumber belajar, penggunaan media pembelajaran.
1. Manajemen sekolah adalah proses untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama, yaitu merencanakan (planning), mengorganisasikan (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling). Dengan demikian, manajemen adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan, terus menerus dan saling keterkaitan.
2. Pemanfaatan sumber belajar, sumber belajar merupakan salah satu komponen yang membantu dalam proses belajar mengajar. Sumber belajar tidak lain adalah daya yang dapat dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar 7 mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagian atau secara keseluruhan. Sumber belajar memiliki fungsi yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Kalau media pembelajaran sekedar media untuk menyampaikan pesan, sedangkan sumber belajar tidak hanya memiliki fungsi tersebut, tetapi juga termasuk strategi, metode, dan tekniknya.
3. Penggunaan media pembelajaran,media yang digunakan guru atau siswa dengan baik dapat memengaruhi evektivitas program belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran terdapat tingkatan proses aktivitas yang mellibatkan keberadaan media pembelajaran, yaitu;
a. Tingkat peengolahan informasi,
b. Tingkat penyampaian inforrmasi,
c. Tingkat penerimaan informasi,
d. Tingkat respons dari siswa,
e. Tingkat diagnosis dari guru,
f. Tingkat penilaian, dan
g. Tingkat penyampaian hasil.
D. Hambatan dalam Implementasi Kurikulum
1. Hambatan dari pemerintah dan dinas pendidikan:
a. Pendistribusian buku yang terlambat Proses pembelajaran menjadi terhambat, siswa pun harus rela menjawab soal-soal di kertas lain, tidak di dalam buku, dikarenakan buku yang langka. Jika buku guru dan siswa distribusinya bermasalah, dengan adanya pembelajaran pun tentunya juga akan terganggu, sebab buku guru dan siswa merupakan sumber-sumber yang secara khusus dirancang untuk implementasi Kurikulum.
b. Mengenai teknis penilaian, proses penilaian sampai pada pengisian rapor siswa masih yang membingungkan Hal ini menggambarkan jika penilaian merupakan masalah rumit yang dihadapi guru dalam implementasi Kurikulum. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 tahun 2013 mengenai Standar Penilaian menyebutkan bahwa penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk bisa mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup : penilaian otentik, penilaian diri, 8 penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah / madrasah. Harapan dari pemerintah mengenai suatu penilaian yang sangat baik, yaitu anak yang dinilai secara otentik, meninggalkan subjektivitas guru.
c. Berkaitan dengan administrasi guru Beban administrasi guru yang masih tetap banyak dan masih membebani guru. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dianggap lebih banyak dengan menyita waktu guru dalam hal administrasi,seperti pembuatan Silabus dan RPP dan pembuatan portofolio anak.
d. Berkaitan dengan manajemen waktu pada buku guru maupun buku siswa yang kurang seimbang (materi tidak sesuai dengan alokasi waktu) dan adanya kesalahan-kesalahan dalam buku guru maupun buku siswa Adanya materi yang tidak sesuai dengan konsep yang ada, tetapi harus disikapi dengan adanya pembetulan konsep agar tidak terjadi kembali miskonsepsi pada siswa. Tata urutan materi tidak harus sesuai yang ada di Buku Siswa, Buku Guru, maupun silabus. Guru memiliki kekuasaan penuh untuk mengubah atau memodifikasi materi yang ada di buku atau silabus tersebut sepanjang sesuai dengan logika ademik yang benar. Dalam perbedaan, kesalahan, atau kekurangan alokasi waktu, guru harus menyesuaikan dengan tingkat pemahaman pada siswa.
e. Berkaitan dengan sosialisasi Kurikulum Sosialisasi kurikulum masih dianggap belum merata di semua kalangan sekolah. Pemerintah perlu memetakan ulang kembali terkait adanya suatu sosialisasi yang dilakukan. Jika sosialisasi belum diperoleh para guru,lalu bagaimana selanjutnya pembelajaran Kurikulum 2013 yang selama ini akan berlangsung. Kendala lain yang berkaitan dengan adanya sosialisasi ini adalah kualitas instruktur dalam adanya sosialisasi.
f. Kendala panduan pelaksanaan kurikulum yang kurang jelas.
g. Kendala buku siswa yang seharusnya kontekstual justru sangat tekstual.
2. Hambatan yang berasal dari Guru:
a. Kendala yang berasal dari kompetensi guru yaitu terutama dalam hal tematik memadukan muatan dan mengajarkannya dalam naungan tema masih sulit bagi sebagian guru Pembelajaran tematik merupakan salah satu model suatu pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan dari beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Namun dalam praktik, sejumlah guru masih mengalami kesulitan mengordinasikan beberapa mapel tersebut dalam satu tema. Misalnya, seorang guru kelas kurang menguasai secara mendalam penjabaran tema sehingga dalam pembelajaran tematik akan merasa sulit untuk mengaitkan tema dengan materi pokok setiap mata pelajaran. Di samping itu, jika skenario pembelajaran tidak menggunakan metode yang inovatif maka pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar tidak akan tercapai.
b. Guru kesulitan dalam memahami model pembelajaran yang ditawarkan di Kurikulum
c. Guru harus menguasai IT Dari tahun ke tahun penguasaan IT menjadi PR bagi kompetensi guru di Indonesia.
3. Hambatan yang Berasal dari Institusi (Yayasan):
a. Sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran saat ini dianggap masih kurang memadahi Hal ini terkait adanya sarana dan fasilitas yang dibutuhkan guru dan siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran ini membutuhkan sumber-sumber yang aktual dan tidak hanya sebatas tekstual.
b. Rotasi guru Rotasi guru antar jenjang juga bisa mengakibatkan adanya permasalahan, maka dari itu guru harus menyiapkan perangkat dan administrasi yang baru, guru juga kesulitan untuk beradaptasi dengan sistem rotasi yang diberlakukan saat ini. Rotasi yang dilakukan yayasan tidak hanya rotasi antarjenjang, melainkan juga antar sekolah.
4. Hambatan yang Berasal dari Siswa dan Orang Tua:
a. Dalam penyusunan kurikulum ini mungkin tidak semua orang tua dapat ikut serta karena keterbatasan waktu dan latar belakang yang kurang memadai.
b. Kebingungan tidak hanya dialami oleh siswa, melainkan orang tua pun juga mengalami kebingungan ketika akan mendampingi anaknya belajar di rumah. Selain itu orang tua harus beradaptasi dengan nilai serta raport siswa yang berbeda.
E. Strategi Mengatasi Hambatan dalam Implementasi Kurikulum
Dari tahun ke tahun, dunia pendidikan terus mengalami perubahan. Salah satu permasalahan di bidang pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, yaitu masih rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang. Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, salah satunya dengan melakukan penyempurnaan kurikulum. Namun, dengan adanya kurikulum yang baru, tentunya ada banyak pula hambatan yang dihadapi. Berikut merupakan strategi untuk mengatasi hambatan dalam implementasi kurikulum:
1. Mengadakan Sosialisasi Dalam implementasi kurikulum, sosialisasi sangat penting untuk dilakukan agar semua pihak yang terlibat dalam implementasinya di lapangan paham atas adanya perubahan dan mengetahui apa yang harus dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing, sehingga mereka dapat memberikan dukungan terhadap perubahan kurikulum yang dilakukan.
2. Mengadakan pelatihan-pelatihan dan pendidikan untuk mengubah paradigma guru sebagai pemberi materi menjadi guru yang memotivasi siswa agar kreatif. Kesiapan para guru merupakan modal yang sangat penting untuk pelaksanaan sebuah kurikulum. Aspek-aspek kesiapan guru meliputi sejauh mana guru memahami, menguasai isi kurikulum, menguasai strategi pembelajaran dan penilaiannya dengan menggunakan sarana prasarana yang diperlukan secara efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3. Sebagai tenaga pendidik, guru harus dipersiapkan untuk menguasai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional dengan sebaik-baiknya.
4. Meningkatkan peran Kelompok Kerja Guru (KKG) Di dalam KKG semua permasalahan yang dihadapi guru dapat di musyawarahkan dan dipecahkan bersama. KKG juga dijadikan tempat berbagi ilmu yang didapat oleh guru dari pelatihan yang diwakilinya
5. Mengadakan lesson study ataupun workshop Yakni, lesson study yang membahas cara mengajarkan kegiatan pembelajaran yang dimaksudkan dalam kurikulum. Lesson study merupakan satu upaya meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan secara kolaboratif dan berkelanjutan oleh sekelompok guru. Dengan berkolaborasi, guru mampu mengembangkan bagaimana siswa belajar dan bagaimana membelajarkan siswa. Selain itu melalui lesson study guru dapat memperoleh pengetahuan dari guru lainnya atau narasumber. Hal ini diperoleh melalui umpan balik antar anggota lesson study.
6. Mengadakan sosialisasi pembuatan RPP Kurikulum supaya guru tidak merasa kesulitan lagi dalam pembuatannya.
7. Kepala sekolah harus aktif berkomunikasi dengan sesama kepala sekolah dari sekolah-sekolah lain. Kepala sekolah juga dapat mengirimkan para guru untuk mengikuti berbagai penataran atau pelatihan untuk meningkatkan profesionalisme guru.
8. Untuk mengatasi kesulitan mengenai distribusi buku, dapat diatasi dengan mengunduh softcopy buku yang disediakan website pemerintah, setidaknya untuk menjadi acuan guru dalam mengajar.
9. Mengubah pola pendidikan yang berorientasi terhadap hasil dan materi kepada pendidikan sebagai proses, melalui pendekatan tematik integratif dengan contextual teaching and learning (CTL). Oleh karena itu, pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peserta didik, agar mereka mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali berbagai potensi dan kebenaran secara ilmiah.
10. Melakukan pemerataan pendidikan melalui pemerataan sarana dan prasarana ke sekolah terpencil, sehingga tidak akan ada lagi siswa di daerah terpencil yang terbelakang pendidikan.
11. Perlu ada tenaga kependidikan khusus di sekolah yang bertugas untuk mengelola dapodik, e-raport, dan administrasi untuk mengurangi beban guru agar mereka dapat fokus dengan tugas pokoknya sebagai guru.
F. Kurikulum Darurat
Kurikulum darurat (dalam kondisi khusus) yang disiapkan oleh Kemendikbud merupakan penyederhanaan dari kurikulum nasional. Pada kurikulum tersebut dilakukan pengurangan kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran sehingga guru dan siswa dapat berfokus pada kompetensi esensial dan kompetensi prasyarat untuk kelanjutan pembelajaran di tingkat selanjutnya. Pelaksanaan kurikulum pada kondisi khusus bertujuan untuk memberikan fleksibilitas bagi satuan pendidikan untuk menentukan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik. Satuan pendidikan pada kondisi khusus dalam pelaksanaan pembelajaran :
1. Tetap mengacu pada Kurikulum Nasional;
2. Menggunakan kurikulum darurat; atau
3. Melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri. “Semua jenjang pendidikan pada kondisi khusus dapat memilih dari tiga opsi kurikulum tersebut,” terang Mendikbud. Kemendikbud juga menyediakan modul-modul pembelajaran untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) yang diharapkan dapat membantu proses belajar dari rumah dengan mencakup uraian pembelajaran berbasis aktivitas untuk guru, orang tua, dan peserta didik. “Dari opsi kurikulum yang dipilih, catatannya adalah siswa tidak dibebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan, dan pelaksanaan kurikulum berlaku sampai akhir tahun ajaran,” Modul belajar PAUD dijalankan dengan prinsip “Bermain adalah Belajar”.
Proses pembelajaran terjadi saat anak bermain serta melakukan kegiatan sehari-hari. Sementara itu, untuk jenjang pendidikan SD modul belajar mencakup rencana pembelajaran yang mudah dilakukan secara mandiri oleh pendamping baik orang tua maupun wali. “Modul tersebut diharapkan akan mempermudah guru untuk memfasilitasi dan memantau pembelajaran siswa di rumah dan membantu orang tua dalam mendapatkan tips dan strategi dalam mendampingi anak belajar dari rumah,”. Untuk membantu siswa yang terdampak pandemi dan berpotensi tertinggal, Mendikbud mengimbau guru perlu melakukan asesmen diagnostik. Asesmen dilakukan di semua kelas secara berkala untuk mendiagnosis kondisi kognitif dan non-kognitif siswa sebagai dampak pembelajaran jarak jauh.
Asesmen non-kognitif ditujukan untuk mengukur aspek psikologis dan kondisi emosional siswa, seperti kesejahteraan psikologi dan sosial emosi siswa, kesenangan siswa selama belajar dari rumah, serta kondisi keluarga siswa. Asesmen kognitif ditujukan untuk menguji 13 kemampuan dan capaian pembelajaran siswa. Hasil asesmen digunakan sebagai dasar pemilihan strategi pembelajaran dan pemberian remedial atau pelajaran tambahan untuk peserta didik yang paling tertinggal. Pemerintah juga melakukan relaksasi peraturan untuk guru dalam mendukung kesuksesan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. “Guru tidak lagi diharuskan untuk memenuhi beban kerja 24 jam tatap muka dalam satu minggu sehingga guru dapat fokus memberikan pelajaran interaktif kepada siswa tanpa perlu mengejar pemenuhan jam,”. Mendikbud berharap kerja sama semua pihak dapat terus dilakukan. Orang tua diharapkan dapat aktif berpartisipasi dalam kegiatan proses belajar mengajar di rumah, guru dapat terus meningkatkan kapasitas untuk melakukan pembelajaran interaktif, dan sekolah dapat memfasilitasi kegiatan belajar mengajar dengan metode yang paling tepat. “Kerja sama secara menyeluruh dari semua pihak sangat diperlukan untuk menyukseskan pembelajaran di masa pandemi Covid-19,”.
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kurikulum dipengaruhi oleh tiga factor yaitu : Karakteristik kurikulum, Strategi implementasi, Karakteristik pengguna kurikulumyang meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap guru terhadap kurikulum, serta kemempuanya untuk merealisasikan kurikulum dalam pembelajaran. Promosi Untuk Melakukan Perubahan Kurikulum perubahan tidak selamanya akan berjalan mulus tanpa hambatan, akan tetapi, terkadang perubahan memunculkan berbagai penolakan. perubahan mempertimbangkan strategi yang dapat digunakan guna menghadapi resistensi yang ada diantaranya : Pendidikan dan komunikasi, Partisipasi, Fasilitas dan bantuan, Negosiasi, Manipulasi dan kooptasi, paksaan. Penguatan Sumber Daya Utama dan Pendukung, di dalamnya terdapat dua sumber daya yang harus menjadi perhatian dalam implementasi Kurikulum, yaitu sumber daya utama dan sumber daya pendukung.
Penguatan sumber daya utama terdiri atas sumber daya manusia dan bahan ajar, contohnya : guru dan kepala sekolah. Sedangkan Penguatan sumber daya pendukung, sumber daya pendukung keberhasilan pelaksanaan kurikulum di antaranya adalah: manajemen sekolah, pemanfaatan sumber belajar, penggunaan media pembelajaran. Hambatan dalam Implementasi Kurikulum yaitu Hambatan dari pemerintah dan dinas pendidikan, Hambatan yang berasal dari Guru, Hambatan yang Berasal dari Institusi (Yayasan), Hambatan yang Berasal dari Siswa dan Orang Tua. Strategi Mengatasi Hambatan dalam Implementasi Kurikulum. Dari tahun ke tahun, dunia pendidikan terus mengalami perubahan. Salah satu permasalahan di bidang pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, yaitu masih rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang.
Strategi untuk mengatasi hambatan dalam implementasi kurikulum: Mengadakan Sosialisasi, Mengadakan pelatihan-pelatihan dan pendidikan untuk mengubah paradigma guru, guru harus dipersiapkan untuk menguasai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, 15 kompetensi sosial, dan kompetensi profesional dengan sebaik-baiknya, Meningkatkan peran Kelompok Kerja Guru (KKG), Mengadakan lesson study ataupun workshop, dan lain-lain. Kurikulum darurat (dalam kondisi khusus) yang disiapkan oleh Kemendikbud merupakan penyederhanaan dari kurikulum nasional. Pada kurikulum tersebut dilakukan pengurangan kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran sehingga guru dan siswa dapat berfokus pada kompetensi esensial dan kompetensi prasyarat untuk kelanjutan pembelajaran di tingkat selanjutnya. Pelaksanaan kurikulum pada kondisi khusus bertujuan untuk memberikan fleksibilitas bagi satuan pendidikan untuk menentukan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Anggi.Dwi. (2016). "Faktor-faktor Penghambat Implementasi Kurikulum 2013 Bagi Guru Mata Pelajaran PPKn di SMA Negeri Se-Kota Palembang." Jurnal Bhineka Tunggal Ika. Vol.03.(No.01). Hlm.72-75.
Anshar.Mohamad. (2015). "Kurikulum Hakikat, Fondasi, Desain & Pengembangan". Jakarta. PT Fajar Interpratama Mandiri.
Damai.Apri. (2015). "Kendala Guru Sekolah Dasar dalam Implementasi Kurikulum 2013". Cakrawala Pendidikan. No.03. Hlm.457-466.
Gusty, Sri dkk. (2020). “Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19”. Yayasan Kita Menulis.
Hamalik, Oemar. (2012). “Manajemen Pengembangan Kurikulu.”. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
Kemdikbud. (2020). ''Kemendikbud Terbitkan Kurikulum Darurat pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus". https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/08/kemendikbud-terbitkankurikulum-darurat-pada-satuan-pendidikan-dalam-kondisi-khusus (diakses pada tanggal 8 April 2021).
Maimunah. (2014). “Sumber Daya Pendukung Keberhasilan Pelaksanaan Kurikulum”. Jurnal AL-AFKAR. Vol.03. (No.02). Hlm.6-13.
Muhammedi. (2016). "Perubahan Kurikulum di Indonesia: Studi Kritis Tentang Upaya Menemukan Kurikulum Pendidikan Islam Yang Ideal". Raudhah. Vol.04.(No.01).Hlm.50-53. 17
Yuhelman.Nofri. (2014). "Manajemen Implementasi Kurikulum: Strategi Penguatan Implementasi Kurikulum 2013". Cakrawala Pendidikan. No.01. Hlm.13-19.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar