Wikipedia

Hasil penelusuran

Kamis, 29 Agustus 2019

HUBUNGAN MEDIA DAN KEGIATAN SEKOLAH


HUBUNGAN MEDIA DAN KEGIATAN SEKOLAH

  1. Modul pengajaran
Sebuah modul pengajaran merupakan satu bagian unit pengajaran yang lengkap yang dirancang untuk digunakan oleh seseorang pembelajar atau sekelompok kecil pembelajar tanpa kehadiran guru. Modul yang dibuat harus menarik siswa, memperkenalkan topik, menyajikan konten baru, memberikan latihan dengan kegiatan umpan balik, menguji penguasaan, dan memberikan perbaikan tindak lanjut atau pengayaan.
Salah satu contoh bentuk pelaksanaan dalam kegiatan sekolah yaitu kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas, sehingga proses pembelajaran tidak terbatas pada lingkup ruang kelas. Para siswa menggunakan modul yang dipersiapkan guru untuk belajar mengenai gambar yang di seimbangkan, isi kajian materi dan muatan isi yang akan disampaikan. Dalam  Modul menggunakan perekaman audio dan perekayasa untuk mengajak siswa mengenali berbagai keragaman keseimbangan.

  1. Perekayasa
Perekayasa (manipulative) adalah benda-benda yang bisa dilihat dan dikelola dalam situasi belajar. Terdapat tiga jenis perekya, antara lain :
1)      Benda aktual atau objek riil, seperti : koin, perkakas, artefak, tanaman dan binatang. Objek riil digunakan sebagaimana adanya benda-benda yang ada.
Contoh:
Saat kegiatan pembelajaran tentang bagian-baguan tumbuhan. Guru dapat membawa contoh tanaman yang terdapat di sekitar sekolah. Kemudian guru menggunakan media tersebut untuk menjelas bagian-bagian tumbuhan. Selain itu, guru juga bisa mengaktifkan siswa dengan menunjukkan sendiri bagian-bagian tumbuhan.
2)      Model. Model merupakan representasi tiga dimensi dari objek riil. Sebuah model mungkin lebih besar, lebih kecil, atau berukuran sama seperti benda yang ditunjukkan.
Contoh:
Saat kegiatan pembelajaran tentang anatomi manusia. Guru dapat menggunakan patung anatomi manusia. Dengan menggunakan media tersebut, siswa dapat lebih konkret untuk bisa mempelajarinya.
3)      Model rakitan, represntasi yang disederhanakan dari perangkat yang rumit, umum ditemui dalam pendidikan kejuruan. Jenis model rakitan yang paling canggih, simulator, merupakan perangkat yang memungkinkan pemelajar untuk mengalami aspek-aspek penting dari kegiatan kehidupan nyata tanpa adanya resiko. Model rakitan ini juga biasanya ada yang bebrntuk kit multimedia.
Contoh:
Saat kegiatan pembelajaran, guru bisa menjelaskan materi dengan menggunakan CD Interaktif. Di dalam CD Interaktif terdapat berbagai tayangan visual dan audio yang bisa menarik perhatian siswa.

  1. Materi Cetakan
Materi cetakan meliputi buku cetak, buku fiksi dan non fiksi, buklet, pamflet, panduan belajar, buku petunjuk, dan lembar kerha serta dokumen olahan kata yang dibuat oleh siswa dan guru.
Contoh:
Para siswa menggunakan buku perpustakaan, ensiklopedia atau koran untuk menambahkan pengetahuan mereka tentang sebuah topik.

  1. Tempat Display
Tempat display digunakan untuk memajang visual yang biasa ndigunakan sebagai meletakkan pameran seperti foto, gambar, diagram, grafik atau poster.
1)      Papan kapur dan papan putih
Papan kapur dan papan putih merupakan perkakas ruang kelas umum yang dapat digunakan sebagai perangkat pengajaran yang baik. permukaan papan kapur dan papan putih juga cocok untuk proyksi video, slide Power Point, dan transparan OHP.
Contoh:
Saat kegiatan pembelajaran, guru dapat menggunakan papan puih sebagai tempat atau layar dalam menayangkan slide Power Point yang berisikan materi-materi yang akan disampaiakan kepada siswa.
2)      Papan putih elektronik
Papan putih elektronik bekerja bersama dengan komputer meja yang inputnya tampil di layar komputer dan dari papan putih tersebut layar bisa disunting, dicetak, atau dikirimkan via e-mail.
Contoh:
Saat kegiatan pembelajaran, guru dapat menggunakan papan puih sebagai tempat atau layar dalam menayangkan slide Power Point yang berisikan materi-materi yang akan disampaiakan kepada siswa.
3)      Bulletin board
Bulletin board merupakan tempat dengan berbagai ukuran dan bentuk yang dimuat dari material yang ditahan dengan pin, paku paying dan penjepit tajam tanpa merusak papan tersebut, fungsinya untuk dekoratif, motivasional, pengajaran.
Contoh:
Pada saat kegiatan pembelajaran, guru maupun siswa dapat menggunakan bulletin board untuk menyajikan informasi dan pesan dalam kelas (mading)
4)      Papan kain
Papan kain dibentuk dari kain flannel yang direnggangkan di sepanjang alas material penyokong yang kuat seperti plywood, Masonite dan karton yang kukuh.
Contoh:
Saat kegiatan pembelajaran guru dapat menggunakan kayu lapisan kain untuk melibatkan siswa dalam menceritakan sebuah kisah dengan potongan-potongan kain flannel.
5)      Papan magnetik
Papan magnetik, magnet, dan strip fleksibel material magnet, visual disokong dengan magnet yang diletakkan pada permukaan logam dari papan.
Contoh:
Saat kegiatan pembelajaran siswa dapat meletakkan gambar hewan dalam rantai makanan, berupa ilustrasi cerita, puisi, untuk menkankan poin-poin belajar kunci
6)      Diagram putar
Diagram putar bantalan dari kertas besar yang disatukan bersama di ujungnya dan dicantelkan ke sebuah kuda-kuda bisa gunakan poster / poster printer
Contoh:
Saat pembelajaran guru dapat menggunakan poster printer yang dapat mengubah bentuk asli yang seukuran laptop menjadi spanduk atau poster yang berukuran lebih besar dari aslinya

  1. Pameran
1)      Display
Display atau pajangan merupakan sebarisan objek, visual dan meteri cetak (label dan penjelasan) yang menyertakan informasi diskriptif dari objek atau visual
Contoh:
Pada akhir pembuatan transportasi pada mata pelajaran mengenai transportasi karya siswa akan ditampilkan dan di pajang pada meja-meja kelas yang sudah tertata beserta nama dan deskripsi masing-masing alat transportasi (perahu,mobil, truk, kreta api, pesawat).

Sumber Rujukan : Smaldino, Sharon. Dkk. 2011. Instructional Tecnology & Media For                                    Learning “Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk Belajar”                                            Jakarta:Kencana.


Rabu, 28 Agustus 2019

CONTOH FORMAT PROGRAM PENUGASAN TERSTRUKTUR DAN TIDAK TERSTRUKTUR


PENUGASAN TERSTRUKTUR DAN TIDAK TERSTRUKTUR

            Setiap proses pembelajaran tidak seluiruhnya berjalan dengan lancar, terkadang agenda pembelajaran yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran yang berdasarkan buku guru dan buku siswa tidak tepat waktu pada kalender akademik maupun dalam perencanaan pembelajaran, oleh sebab itu seorang pendidik sangat memerlukan kelengkapan administrasi tambahan di dalam kelasnya sebagai bukti fisik untuk menguatkan pembelajaran yang tidak sesuai dengan waktu perencanan, sehingga dibutuhkan penugasan kepada peserta didik untuk memenuhi ketuntasan belajar. Melalui tugas terstruktur dan tugas tidak tersetruktur guru dapat membedakan pencapaian akhir peserta didik dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
          Tugas terstruktur merupakan sebuah rangakaian tugas yang diberikan guru kepada peserta didik dalam upaya mengatrol atau meningkatkan pemahamannya terhadap suatu materi pelajaran yang sedang di pelajari baik dalam bentuk tulis maupun prakarya yang bersifat mandiri, artinya peserta didik sendiri yang mengerjakannya, sedangkan tugas tidak terstruktur merupakan serangkaian tugas yang diberikan guru kepada peserta didik untuk mengukur dan meningkatkan kemampuan nalar siswa dalam memahami suatu materi pelajaran, yang mana dalam proses pengumpulan tugas ditentukan oleh waktu yang cukup lama, sehingga dapat disimpulkan bahwa tugas yang tidak dapat dikerjakan dalam satu tatap muka dalam sehari maka guru perlu membuat catatan administrasi yang berupa tugas tidak terstruktur.

          Berikut ini adalah contoh format penulisan kelengkapan administrasi guru dalam membuat tugas terstruktur dan tidak terstruktur;


CONTOH FORMAT PROGRAM PENUGASAN 
TERSTRUKTUR DAN TIDAK TERSTRUKTUR


Nama Sekolah :
Kelas               :
Tema\Mapel    :

                                                           MUATAN
KOMPETENSI DASAR
MATERI POKOK
INDIKATOR
PENUGASAN TERSTRUKTUR
KEGIATAN MANDIRI TIDAK TERSTRUKTUR
SBdP
3.4

Mengetahui teknik potong,
lipat, dan sambung
Karya Mosaik

3.4.1
Mengidentifikasi teknik dasar dalam memotong, menempel, melipat dan menyambung

Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok besar untuk mempersiapkan alat dan bahan serta desain awal karya mosaik.

4.4
Membuat karya dengan
teknik potong, lipat, dan
sambung.
4.4.1
Siswa mempraktikkan dalam menghasilkan sebuah hasil karya mosaik
Siswa menciptakan produk hasil karya dalam teknik memotong, menempel, melipat dan menyambung dalam karya mosaik.

Bahasa
Indonesia
3 .4


Mencermati kosakata dalam teks tentang konsep ciri-ciri, kebutuhan (makanan dan tempat hidup), pertumbuhan, dan perkembangan makhluk hidup yang ada di lingkungan setempat yang disajikan dalam bentuk lisan, tulis, visual, dan/atau eksplorasi lingkungan.






Menyebutkan dan membuat kesimpulan tentang makhluk hidup
3.4.1
Mengidentifikasi ciri- ciri makhluk hidup pada sebuah bacaan.
.

Siswa diberikan tugas   Menuliskan dan menjelaskan tahapan pertumbuhan tanaman yang berkembang biak dengan biji.


4.4
Menyajikan laporan tentang konsep ciri-ciri, kebutuhan (makanan dan tempat hidup), pertumbuhan, dan perkembangan makhluk hidup yang ada di lingkungan setempat secara tertulismenggunakan kosakata baku dalam kalimat efektif.
4.4.2
Membuat kesimpulan tentang ciri- ciri makhluk hidup berdasarkan teks bacaan.

Siswa diberi tugas mencari tanaman yang berkembangbiak dengan biji.
PKN
3.4






Memahami makna bersatu dalam keberagaman di lingkungan sekitar.

Keberagaman individu di lingkungan sekitar
3.4.2
Menceritakan pengalaman berkaitan dengan manfaat bersatu dalam menjalankan satu kegiatan di sekolah
Siswa diberikan tugas menjelaskan dan mempraktekkan ekpresi dalam menghargai perbedaan kesukaan.

4.3
Menyajikan makna keberagaman karakteristik individu di lingkungan sekitar.

4.4.2
Menceritakan pengalaman keberagaman kebiasaan, kesukaan/hobi individu dalam kehidupan sehari-hari di sekolah dan di rumah.

Siswa diberikan tugas secara kelompok menuliskan  contoh-contoh sikap saling menghargai perbedaan di rumah dan di sekolah.
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                               
                                                                                      
                                                                                                                      Malang,   
 Kepala SD                                                                                                                                                                                                                                                            Guru Kelas III



……………………………………….                                                                                       ………………………………

Selasa, 27 Agustus 2019

PRESTASI BELAJAR



PRESTASI DAN BELAJAR

         Banyak dari kalangan orang tua menuntut terhadap anaknya mendapatkan prestasi yang terbaik, namun kurang memperhatikan kebutuhan dan kondisi anak saat belajar dan kurang mengevaluasi hasil dari perkembangan belajar anak. sebelum menuntut kepada anak alangkah baiknya orang tua mengetahui arti penting dari prestasi itu sendiri dalam belajar.
A. Pengertian Prestasi
            Menurut Purwadarminto (2010:9) menjelaskan bahwa prestasi merupakan hasil yang telah dilakukan dalam pencapaian.sehingga dari prestasi seseorang dapat menilai apakah kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan dapat berhasil atau tidak. Dari prestasi dapat dilakukan upaya perbaikan dan peningkatan , terutama apabila prestasi yang dicapai kurang baik.
Dari pengartian kata prestasi yang terdapat diatas maka setiap manusia berhak untuk menyandang prestasi,karena setiap manusia pasti melakukan suatu kegiatan. Dari setiap kegiatan yang dilakukan tersebut maka pasti akan membuahkan hasil. Hasil inilah yang nanti akan membedakan prestasi manusia yang satu dengan yang lainya. Karena sudah pasti hasil yang diraih akan berbeda beda, ada yang sangat memuaskan,memuaskan,cukup,dan kurang,
 Prestasi seseorang dapat dilihat apabila dia telah menunjukkan hasilnya. Sebelum terlihat dari hasil kegiatannya melalui serangkaian proses evauasi dan apresiasi tentunya orang lain tidak dapat mengukur sejauh mana prestasi yang telah di capai manusia.
Menurut Djamarah (dalam Qurota, 2014: 33)  bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Dalam buku yang sama Nasrun Harapan, berpendapat bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa. Selanjutnya untuk memahami pengertian tentang belajar berikut dikemukakan beberapa pengertian belajar diantaranya menurut Slameto (dalam Qurota, 2014:33)  bahwa belajar ialah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Muhibbin (dalam Qurota, 2014: 33) bahwa belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Begitu juga menurut James Whitaker yang dikutip oleh Soemanto (dalam Qurota, 2014: 33) belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman.
Prestasi belajar menurut Sudjana (dalam Siti 2014:13) adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah dia menerima pengalaman belajar. Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atau diperoleh seseorang melalui proses belajar yang sungguh-sungguh dan usaha yang giat, dan lazimya prestasi belajar dapat diukur dan dinilai yang ditentukan oleh guru. Prestasi belajar juga dapat berarti tingkat kecakapan atau keberhasilan yang dicapai siswa melalui proses belajar di sekolah sebagai realisasi dari perkembangan dan perubahan tingkah lakunya kearah tercapainya tujuan pembelajaran setelah mengikuti program pengajaran yang disampaikan guru di sekolah. Prestasi belajar dalam penelitian ini hanya mencakup ranah kognitif sesuai taksonomi Bloom dalam Hamzah (dalam Siti, 2014 : 13)  berupa aspek pemahaman (comprehension), penerapan (application), dan analisis (analysis).
Menurut Saifudin (dalam Siti, 2014 : 33) Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap performansi maksimal subyek dalam meguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal di kelas, tes prestasi dapat berbentuk ulangan-ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi.
Menurut Saifudin (dalam Siti, 2014: 34) banyak sekali keputusan pendidikan yang diambil berdasarkan hasil prestasi belajar. Sebagai contoh antara lain adalah pemberian nilai suatu mata pelajaran, penentuan lulus tidaknya seseorang peserta didik, perlu tidaknya pengulangan suatu bagian pelajaran tertentu, penempatan peserta didik pada suatu program pendidikan,dll.


B. Jenis-jenis Prestasi Belajar
E. Usman Effendi dan Juhaya S. Praja (dalam Siti, 2014: 13) menyatakan bahwa Prestasi belajar yang utama adalah pola tingkah laku yang bulat. Prestasi belajar ditandai dengan perubahan seluruh aspek tingkah laku yaitu aspek motorik, aspek kognitif sikap, kebiasaan, keterampilan maupun pengetahuannya. Ditandai dengan hafalnya seseorang kepada sesuatu materi yang dipelajarinya yang dimanifestasikan dalam bentuk-bentuk: (a) penegetahuan, (b) pengertian, (c) kebiasaan, (d) keterampilan (skill), (e) apresiasi, (f) emosional, (g) hubungan social, (h) jasmani, (i) etika atau budi pekerti, dan (j) sikap (attitude) (Lusiyani,2011). Anderson (dalam Siti, 2014 : 14) Menguraikan dimensi proses kognitif pada taksonomi Bloom Revisi yang mencakup: (a) menghafal, (b) memahami, (c) mengaplikasikan, (d) menganalisis, (e) mengevaluasi, dan (f) menciptakan.
Selanjutnya Moh. Surya dan Nana Syaodih Sukmadinata menyatakan bahwa selain aspek-aspek yang telah dibahas di atas, juga terdapat perubahan aspek-aspek : (1) pengamatan, adalah proses penerimaan, penafsiran dan memberi arti dari kesimpulan yang diterimanya melalui alat indra, (2) Berpikir assosiatif daya ingatan adalah suatu proses berpikir dimana terbentuk hubungan antara perangsang-perangsang dan respon, (3) inhibisi adalah kesanggupan seseorang untuk memilih tindakan yang perlu dilakukan dan meninggalkan tindakan-tindakan yang tidak perlu, dalam rangka interaksinya dengan lingkungan dan dalam rangka proses belajar (Lusiyani,2011).
C. Pengertian Belajar
        Belajar miliki arti sebagai berikut: Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan meniru, dan sebagainya. (Slameto, 2010: 3). Di samping definisi tersebut, ada beberapa pengertian lain, dilihat dalam arti luas maupun terbatas. Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya, Gagne (dalam Suprijono, 2011: 2), menyatakan bahwa “belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas”. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. Pendapat lain dari Travers (dalam Agus Suprijono, 2011: 2) mengemukakan bahwa “belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku”.
             Merujuk kepada beberapa pengertian belajar di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan sesuatu perubahan yang lebih bagus. Sesuai dengan pengertian diatas, maka belajar pada hakekatnya adalah merubah tingkah laku manusia. Untuk merubah tingkah laku tersebut diperlukan suatu proses yang dimana dalam dunia pendidikan proses tersebut dinamakan proses belajar dimana siswa atau guru saling berinteraksi untuk member dan menerima sesuatu yang baru.
            Melalui kegiatan belajar yang telah dilakukan selalu diarahakan pada kegiatan yang mampu merubah serta mengembangkan tingkah laku, kecakapan, kebiasaan, kepandaian, pada diri manusia. Dalam dunia pendidikan perubahan tingkah laku sangat diutamakan karena perubahan tingkah laku yang diperoleh akan di gunakan sebagai alat dalam menghadapi dunia global yang kompetitif dan inovatif, serta digunakan sebagai alat untuk mengembangkan sikap inofatif yang lebih baik sehingga akan diperoleh kualitas individu yang lebih baik pula.
Pengertian Prestasi Belajar
            Berdasarkan dari pengertian mengenai kata prestasi dan belajar di atas maka dapat di satukan bahwa apa yang dimaksun dengan prestasi belajar adalah: kemapuan atau hasil yang diperoleh oleh seseorang karena telah melaksanakan kegiatan, proses belajar mengajar atau melakukan interaksi dengan lingkungan. Hasil atau prestasi tersebut biasanya diwujudkan dalam bentuk nilai atau angka.Menurut Djamarah (dalam Qurota, 2014: 33)  bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Dalam buku yang sama Nasrun Harapan, berpendapat bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa. Selanjutnya untuk memahami pengertian tentang belajar berikut dikemukakan beberapa pengertian belajar diantaranya menurut Slameto (dalam Qurota, 2014:33)  bahwa belajar ialah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Muhibbin (dalam Qurota, 2014: 33) bahwa belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Begitu juga menurut James Whitaker yang dikutip oleh Soemanto (dalam Qurota, 2014: 33) belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman.
Prestasi belajar menurut Sudjana (dalam Siti 2014:13) adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah dia menerima pengalaman belajar. Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atau diperoleh seseorang melalui proses belajar yang sungguh-sungguh dan usaha yang giat, dan lazimya prestasi belajar dapat diukur dan dinilai yang ditentukan oleh guru. Prestasi belajar juga dapat berarti tingkat kecakapan atau keberhasilan yang dicapai siswa melalui proses belajar di sekolah sebagai realisasi dari perkembangan dan perubahan tingkah lakunya kearah tercapainya tujuan pembelajaran setelah mengikuti program pengajaran yang disampaikan guru di sekolah. Prestasi belajar dalam penelitian ini hanya mencakup ranah kognitif sesuai taksonomi Bloom dalam Hamzah (dalam Siti, 2014 : 13)  berupa aspek pemahaman (comprehension), penerapan (application), dan analisis (analysis).
Menurut Saifudin (dalam Siti, 2014 : 33) Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap performansi maksimal subyek dalam meguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal di kelas, tes prestasi dapat berbentuk ulangan-ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi.
Menurut Saifudin (dalam Siti, 2014: 34) banyak sekali keputusan pendidikan yang diambil berdasarkan hasil prestasi belajar. Sebagai contoh antara lain adalah pemberian nilai suatu mata pelajaran, penentuan lulus tidaknya seseorang peserta didik, perlu tidaknya pengulangan suatu bagian pelajaran tertentu, penempatan peserta didik pada suatu program pendidikan,dll.

D. Faktor Faktor Yang mempengaruhi Prestasi Belajar
 Prestasi belajar siswa dapat di pengaruhi oleh beberapa factor antara lain sebebagai berikut :
Prestasi belajar siswa dapat di pengaruhi oleh beberapa factor antara lain sebebagai berikut :

1.      Keadaan Jasmani, misalnya cacat, gangguan kesehatan, gangguan  pengelihatan dan lain-lain yang terkadang perlu pemerhati khusus.

2.       Kemampuan dasar atau intelegensi anak
3.      Faktor Psikologis anak, seperti minat, perhatian, motifasi, emosi dan lain-lain
4.       Lingkungan keluarga, yang menyangkut perhatian orang tua,   kemapuan orang tua, keadaan rumah tangga orang tua dan seterusnya
5.      Lingkungan sekolah, lingkungan ini sangat luas terutama menyangkut aspek guru, kurikulum, alat dan bahan ajar, gedung sekolah, metode pengajaran, administrasi dan lain-lain.
Menurut Tu’u (dalam Siti, 2014 : 14-15) faktor-faktor yang menghambat prestasi belajar siswa antara lain:
  1. Faktor Internal (Faktor dari dalam)
a.       Faktor internal meliputi : 1) Faktor kesehatan, 2) Faktor kecerdasan, 3) Faktor Perhatian, 4) Faktor minat, dan 5) Faktor Bakat.
b.       Faktor Eksternal Faktor eksternal meliputi: 1) Faktor keluarga, 2) Faktor sekolah, 3) Faktor disiplin sekolah, 4) Faktor Masyarakat, 5) Faktor lingkungan tetangga, dan 6) Faktor aktivitas organisasi. 


DAFTAR RUJUKAN

Hamzah, Ardi. 2009. Evaluasi Kesesuaian Model Keperilakuan dalam Penggunaan Teknologi Informasi di Indonesia. Universitas Trunojoyo: Yogyakarta
Lestari, Dia Kurnia. 2012. Penerapan Model Word Square Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPS Kelas III MI. Sunniyah Kisik Kalirejo Kabupaten Pasuruan. Program Studi PGSD. Universitas Negeri Malang
Lestari, Tia. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Word Square Terhadap Hasil  Belajar IPS Kelas III SD. Artikel Jurnal  (online) http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/752)

Lusiyani. 2011. Pengertian Prestasi Belajar, (Online), (http://.blogspot.com)
Qurota, A R. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan Metode Demonstrasi Sebagai Upaya Meningkat Keaktifan dan Prestasi Belajar Fisika Kelas X MM 2 SMK Negeri 1 Wonorejo Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Kanjuruhan Malang
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Syah Muhibbin. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada