HAKIKAT FILOSOFI DALAM PENDIDIKAN
- Hakikat Filosofi dalam Ilmu Pendidikan
Sebagai landasaran dalam mendidikan dan mengajarkan ilmu pengetahuan yang tidak hanya terbatas pada transfer pengetahuan belaka, pendidikan mempunyai arti harfiah secara luas. Selain menjadi dasar dalam menjalankan roda pengetahuan, seperangkat filosofi juga berperan sebagai titik tolak dalam pencapaian keberhasilan pendidikan. Dalam filosofi Ilmu pendidikan berfungsi sebagai landasan dan petunjuk tentang cara-cara melaksanakan pendidikan. Praktek pendidikan menuntut diaplikasikannya ilmu pendidikan, tetapi di samping itu praktek pendidikan juga sekaligus adalah seni. seni dalam menyampaikan kebermaknaan dalam belajar menjadi pokok gagasan penting dalam membangun pola pikir pendidik, sehingga diharapkan pebelajar merasakan pengaruh yang positif setelah melaksanakan proses pembelajaran.
Tidak terbatas pada pedoman baku atau formal, pendidikan mempunyai fungsi dalam ilmu pendidikan antara lain adalah sebagai pedoman bagi pendidik alat kontrol bagi para pendidik, pembentuk pribadi pendidik maupun calon pendidik serta sebagai penjelas/ menjelaskan ilmu pendidikan ilmu itu sendiri. Ilmu menggunakan metode ilmiah, demikian pula ilmu pendidikan. Ilmu pendidikan menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif. Penggunaan metode tersebut tergantung kepada sifat masalah atau objek penelitiannya.
Tidak terbatas pada pedoman baku atau formal, pendidikan mempunyai fungsi dalam ilmu pendidikan antara lain adalah sebagai pedoman bagi pendidik alat kontrol bagi para pendidik, pembentuk pribadi pendidik maupun calon pendidik serta sebagai penjelas/ menjelaskan ilmu pendidikan ilmu itu sendiri. Ilmu menggunakan metode ilmiah, demikian pula ilmu pendidikan. Ilmu pendidikan menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif. Penggunaan metode tersebut tergantung kepada sifat masalah atau objek penelitiannya.
Menurut Pidarta,2001 filsafat pendidikan merupakan hasil olah pemikiran asli dari proses berfikir dan perenungan secara mendalam sampai pada akar dasar pemikiran itu sendiri dalam pendidikan. Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandanagan dalam filsafat pendidikan, meyangkut keyakinan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme dan Ekstensialisme.
1) Esensialisme Esensialisme adalah pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial.
2) Perenialisme Perensialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal.
3) Pragmatisme dan Progresifme Prakmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional.
Rekonstruksionisme Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat. Landasan filosofis ini bertitik tolak dari pertentangan mengenai hakikat manusia dan hakikat anak. Dalam pandangan pendekatan ini anak berbeda dengan orang dewasa. Dalam pandangan tentang pendidikan menegaskan bahwa pendidikan tidak boleh didesign dengan ukuran dan titik tolak orang dewasa. Pendidikan harus disajikan dengan pola pikir alam anak, sebab nilai dan alur pikir orang dewasa tidak sama dengan alur nasional anak-anak. Landasan ini mengakui adanya norma-norma anak sehingga hakikat pendidikan adalah pelayanan educational yang iramanya sesuai dengan perkembangan irama anak, bukan irama orang dewasa yang diperuntukan anak-anak. Pendidikan sebatas membantu anak anak menuju kedewasaannya sehingga anak dibiarkan mengambil keputusan sendiri atas kepentingannya, pendidikan akan berakhir ketika siswa sudah mampu bertanggung jawab.
3. Konsep Filsafat Umum Idealis
Hampir seluruh filsuf Idealisme mengklaim bahwa hakikat realitas bersifat spiritual. Hal ini sebagaimana dikemukakan Plato, bahwa dunia yang kita lihat, kita sentuh dan kita alami melalui indera bukanlah dunia yang sesungguhnya, melainkan suatu dunia bayangan.
Tujuan pendidikan adalah untuk membantu perkembangan pikiran dan diri pribadi (self) siswa. Sebab itu, sekolah hendaknya menekankan aktifitas-aktifitas intelektual, pertimbangan-pertimbangan moral, pertimbangan-pertimbangan estetis, realisasi diri, kebebasan, tanggungjawab, dan pengendalian diri demi mencapai perkembangan pikiran dan diri pribadi (Callahan and Clark, 1983). Dengan kata lain pendidikan bertujuan untuk membantu pengembangan karakter serta mengembangkan bakat manusia dan kebajikan social” hal ini berdasarkan hasil kajian teori menurut Edward J.Power, (1982).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar